Ikubaru's Blogzia-Cinta, pada saat ini bukanlah hanya dimiliki oleh orang dewasa saja, namun para remaja juga sudah banyak yang mengerti akan hal ini. Kisah cinta pada saat ini memang jauh berbeda dengan masa-masa remaja tahun 70 atau 90'an dimana masih mengandalkan surat cinta. Pada saat ini setiap orang bisa mengekspresikan cintanya dengan perangkat teknologi yang ada.
Namun dibalik kisah cinta pada saat ini terselip fakta yang sangat membuat hati pilu, ya bagaimana sekarang cinta bukan hanya dimiliki oleh para remaja lanjut dan orang dewasa saja, namun pada saat ini cinta juga dimiliki oleh ANAK KECIL.
Bagaimana bisa dan siapa saja yang tergolong sebagai anak kecil yang sudah mengenal cinta? Pada saat ini Anak SD sekitar umur 8-12 tahun sudah banyak yang mengharapkan berpacaran layaknya orang dewasa yang menjalin kasih. Tidak hanya anak SD saja, anak SMP tanggung juga pada saat ini lebih tertarik untuk berpacaran.
Jika dibandingkan, Anak SMP dahulu yang masih mengenal "Cinta Monyet" dimana kita hanya sekedar suka dengan lawan jenis, memberi perhatian yang lebih, dan juga hanya menjalin kasih dengan seribu cerita, namun beda pada saat ini Cinta Monyet bukan lagi bermakna seperti dulu, namun lebih pada sebagai pasangan bahkan sebagai eksploitasi (dimana hal ini merupakan hubungan setelah nikah).
Fenomena yang dari kemarin membuat hati pilu yakni banyak beredar pula foto-foto pacaran anak SD dan gaya dewasa para anak SD, ditambah lagi akhir-akhir ini ada fenomena cabe-cabean yang kebanyakan ialah anak-anak dibawah umur (SD tingkat akhir dan SMP tanggung).
Mengenai fenomena ini, Admin banyak temui hal ini di salah satu grup di Facebook dimana para member-nya mempromosikan dirinya untuk mencari pacar. Jika dilihat grup ini sama seperti mak comblang, namun yang membuat miris ialah mayoritas member yang mempromosikan ialah anak SMP bahkan ada sesekali yang mempromosikan ialah anak SD.
Jika hanya mencari teman rasanya tidak jadi masalah, namun ialah mempromosikan dirinya untuk mencari pacar. Bagaimana menurut Anda dengan fenomena ini? Berikut beberapa kiriman yang Admin dapat dari grup tersebut:
Dari beberapa kiriman memang ada yang mencantumkan foto yang terlihat masih kecil. Pertanyaannya, apakah mereka hanya sekedar mencari teman ataukah malah mencari pasangan, walau hanya have fun tapi inilah realita kisah cinta remaja dan anak kecil.
APA SIH PENYEBABNYA?
Ada beberapa penyebab yang menjadikan banyak fenomena cinta dibawah umur ini, berikut penyebabnya:
TONTONAN YANG TIDAK SESUAI SEGMEN PEMIRSANYA
Pada saat ini banyak tontonan yang bisa dibilang tidak tepat dengan pemirsanya. Banyak adegan cinta yang malah menjurus pada percintaan orang dewasa. Selain itu juga jam tayang dimana masih banyak anak-anak yang menonton TV. Selain itu minimnya tayangan yang baik untuk anak-anak dan remaja mendorong banyaknya fenomena ini.
Pada tahun 2000-an tontonan masih dianggap bermutu dimana segmen untuk anak-anak masih didominasi oleh kartun sedangkan untuk remaja lebih pada teenlit dan kisah cinta monyet. Selain itu sinetron yang tayang pada era 2000-an masih bercerita tentang kehidupan orang dewasa yang mapan dan minim adegan yang bisa ditiru oleh anak-anak.
PERAN ORANGTUA YANG SANGAT MINIM
Inilah yang menjadi penyebab utama mengapa banyak terjadi pacaran dibawah umur. Peran dan pengawasan orang tua sudah mulai longgar bahkan yang lebih parah justru merestui anaknya untuk berpergian pada malam hari yang alsannya main bersama teman lelakinya.
Padahal orangtua mempunyai peran besar dalam membentuk pribadi anaknya dna juga mengarahkan yang terbaik bagi anaknya. Jika anak-anak sudah diberi kebebasan yang sebenarnya belum waktunya, bagaimana dengan pribadi anak kedepannya.
Dalam hal berpacaran pada usia dini, memang seringkali orangtua menganggap itu hal yang umum karena banyak orangtua yang melepaskan anaknya pada tren yang berkembang dengan pengawasan yang sebenarnya minim dari mereka.
Ada pendapat yang mengatakan mengapa anak-anak pada saat ini tidak seperti anak dahulu? karena orangtua pada saat ini lebih berpikir "tidak mau anaknya seperti mereka dulu yang dididik keras dan harusnya lebih memberi perhatian, yakni dengan memanjakannya". Akibatnya anak-anak yang dimanja lebih bersifat membrontak ketika dirinya dididik keras oleh orang tuanya.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI YANG TIDAK DIAWASI
Perkembangan teknologi ikut berperan dalam fenomena ini. Pada saat ini anak mana yang tidak mempunyai perangkat elektronik seperti smartphone. Dengan diberikannya smartphone pada anak (dengan kepemilikan pribadinya, bukan dipinjamkan oleh orangtua) justru akan membentuk anak membuat suatu privasi yang tidak mau diketahui oleh orangtuanya.
Privasi ini bisa berupa komunikasi dengan lawan jenis yang lebih dari sebuah persahabatan bahkan ada pula file tertentu yang sengaja disimpan dalam smartphone mereka. Untuk itulah peran orangtua juga skali lagi penting dalam mengawasi perkembangan anaknya, dalam hal ini penggunaan teknologi oleh anaknya. (Namun pengawasan ini bukan berarti overprotective)
Namun yang menjadi masalah dalam hal ini juga pengetahuan orang tua pada teknologi juga minim, sehingga pengawasan teknologi pada anak-anak mereka menjadi tidak dapat dilakukan. Sehingga terkadang orang tua bersifat acuh (yang penting anak gue bisa jaga diri aja). Padahal pengawasan ini mutlak bukan hanya orang tua dalam hal ini ayah atau ibu, namun saudara nya pun ikut mengawasi.
GAYA HIDUP PERKOTAAN
Fenomena pacaran dibawah umur banyak terjadi didaerah perkotaan dimana akses dan gaya hidup anak-anak lebih condong pada kehidupan hedonistik, yakni lebih mementingkan kesenangan dan kepuasan pribadinya. Badingkan dengan kehidupan pra-remaja di beberapa daerah luar yang masih memegang norma dan nilai dalam kehidupannya.
Itulah beberapa penyebab fenomena anak-anak dibawah umur umumnya berpacaran. Padahal jika dilihat dari sisi umur memang belum pantas, karena belum ada kematangan dalam berpikir dan bersikap. Memang memasuki masa remaja mulai tumbuh rasa suka pada lawan jenis, namun yang perlu diingat ialah bagaimana perilaku dalam menghadapi lawan jenis itu, jangan sampai anak-anak pra remaja ini berperilaku layaknya orang dewasa.
Terima kasih telah menyimak, mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan kalimat dalam penulisan artikel ini. Tetap terus menyimak Ikubaru's Blogzia.
Batasan:
Anak-anak atau remaja tanggung dalam artikel ini ialah anak-anak berumur 8-13 tahun (anak SD hingga SMP kelas 2) dimana masih mengalami masa labil dalam kehidupannya akibat perubahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
Keywords:
Anak SD Pacaran, Cabe-cabean nongkrong, pacaran SD, SMP pacaran, SMP berduaan, Anak SD jaman sekarang, Pacaran berdua, SMP mesum, SMP pacaran ketahuan, anak SD cari pacar, Satus pacaran anak SD, Peran orang tua dalam perkembangan anak, anak SD gandengan tangan, cabe-cabean nongkrong, bahaya pacaran, pacaran diatas motor, anak remaja, SMP SMA, SD pacaran.
ini bener banget, dan tau aja kan diindonesia kebanyakan yang kaya gini, mungkin peran orang tua lah yang paling tinggi dlam mengatasi seperti ini
ReplyDeleteWihh akhir zaman makin dekat,, yuk taubat hihihihi
ReplyDeleteBanyak gan yang jadi penyebabnya,kalau ane sih mikirnya karena banyaknya faktor lingkungan yang tidak mendukung para anak - anak untuk merasakan bagaimana menjadi anak-anak yang sesungguhnya. Lihat saja sekarang banyak sekali lagu dan tontonan yang tidak mendidik. Sifat anak - anak yang pertamakan pastinya rasa ingin tahu yang tinggi nah jika dia menemukan suatu hal yang dia tidak tahu sebelumnya pasti dicari tau. Jika tontonannya saja ada unsur pornografinya anak-anak pun akan mencari tau hal itu dan akhirnya akan merusak anak itu sendiri :)
ReplyDeleteiya tontonan lebih ngaruh gan, kalo teknologi kurang kayaknya :D
ReplyDeleteNice post gan, mantap dah