Modal Kerja merupakan modal yang ada dalam aktiva lancer (Current Assets). Modal kerja sangat penting peranannya dalam kegiatan perusahaan, yakni walaupun keputusan investasi-nya sangat menguntungkan bagi perusahaan akan tetapi tanpa modal kerja maka sulit untuk menjadi kenyataan.
Modal kerja dibedakan dengan modal tetap atas dasar derajat divisibilitas, yakni dalam modal tahap pembelian peralatan tidak dapat dipilah-pilah, sedangkan modal kerja dapat dipilah-pilah baik ditambah maupun dikurangi.
Implikasi divisibilitas dapat dibagi menjadi 2, yakni mengenai metode pendanaan bagi modal kerja. Pendanaan modal kerja dapat dibiayai dengan dana jangka pendek, ataupun jangka panjang, atau juga kombinasi diantara keduanya. Implikasi divisibilitas selanjutnya ialah mengenai pemenuhan modal kerja secara sedikit demi sedikit (Hand to Mouth Policy), yakni modal kerja hanya utnuk kebutuhan proses produksi satu kali. Keuntungannya ialah dapat mengurangi investasi rata-rata dalam modal kerja.
KONSEP MODAL KERJA
Menurut Bambang Riyanto (dalam Awat, 1998) membedakan konsep-konsep modal kerja yakni terdiri dari konsep kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional.
KONSEP KUANTITATIF
Konsep kuantitatif menjelaskan bahwa modal kerja terdapat pada aktiva lancer dan akan sekali berputar dan kembali lagi dalam bentuk kas dalam jangka waktu pendek. Konsep ini dinamakan Gross Working Capital.
KONSEP KUALITATIF
Konsep Kualitatif menjelaskan bahwa modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar inilah yang dipakai sebagai modal kerja. Konsep ini sering dinamakan Nett Working Capital.
KONSEP FUNGSIONAL
Konsep Fungsional menjelaskan bahwa modal kerja merupakan bagian dari aktiva lancar yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan, baik pendapatan operasi (Operating Income) maupun pendapatan sekarang (Current Income). Bagian aktiva lancar yang tidak mampu menghasilkan pendapatan operasi hanya dianggap sebagai modal kerja potensiil, yakni aktiva lancar lancar sutau perusahaan tertanam dalam surat berharga (Saham), maka tidak bisa dianggap sebagai modal kerja.
Jumlah Kebutuhan Modal Kerja
Pada umumnya modal kerja dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yakni (1) Cara Penjualan Kredit atau Tunai, (2) Kebijakan Mengenai Persediaan yang termasuk EOQ dan Reorder Point, dan (3) Kebijakan Saldo Kas. Untuk menentukan beberapa jumlah kebutuhan akan modal kerja dapat digunakan beberapa metode:
- Metode Keterikatan Dana dan Pengeluaran Kas
- Metode Perputaran Modal Kerja
- Metode Cashflow
METODE KETERIKATAN DANA DAN PENGELUARAN KAS
Metode ini harus ditentukan dahulu berapa jumlah pengeluaran kas setiap hari dan berapa lama dana itu terikat. Pengeluaran kas perhari digunakan untuk pembayaran upah tenaga kerja, sedangkan lama dana terikat berhubungan dengan waktu yang diperlukan untuk pembelian bahan baku dan pembayaran upah hingga dalam proses produksi.
METODE PERPUTARAN MODAL KERJA
Metode ini ditentukan dengan membagi taksiran penjualan dengan modal kerja periode sebelumnya. Perputaran modal kerja diperoleh dengan cara:
METODE CASHFLOW
Metode ini didasarkan pada aliran kas masuk atau Cash Inflow (CIF) dan aliran kas keluar atau Cash Outflow (COF). Metode cashflow merupakan metode penentuan modal kerja dengan menggunakan Budget Kas. Kelebihan CIF terhadap COF sering disebut aliran kas masuk bersih atau Nett Cas Inflow (NCIF). Apabila NCIF positif maka modal kerja tidak diperlukan lagi.
Post a Comment
Perhatian!! Berkomentarlah yang RELEVAN dan Baik sesuai dengan Isi Artikel
NO IKLAN / SPAMMING DALAM BENTUK APAPUN
NO LINK AKTIF
NO SARA
CATATAN:
Komentar yang hanya berisi:
-Makasih gan
-Sipp
-Nice Info, gan makasih
-Bagus gan artikelnya
TAKKAN KAMI TAMPILKAN
Bagi Kalian yang tidak memiliki ID G+ atau Blog, kalian masih bisa berpartisipasi dengan menggunakan Open ID dengan mengisi ID Facebook Kalian