Di Tahun 2014 ini banyak hal yang menjadi sukacita dan ironi baik bagi kita pribadi maupun bagi orang-orang disekitar kita. Mulai dari Terpilihnya Presiden Baru hingga akhir-akhir ini terjadi banyak bencana disekitar kita. Dari pengalaman yang kita alami selama 2014 ini marilah kita jadikan sebagai pelajaran untuk lebih baik dari sebelumnya di tahun 2015 yang sebentar lagi kita masuki.
APA ITU TAHUN BARU?
Pernahkah kita bepikir apa sih itu Tahun Baru? Banyak yang mengartikan sebagai Bergantinya Tahun yang lama menjadi Tahun yang Baru. Banyak yang berharap dan mempersiapkan semuanya harus serba baru, Baju Baru, Peralatan Baru, Smartphone Baru, bahkan hingga Pasangan Baru. Ke-Baru-an ini banyak yang mengartikan hanya sebatas pada Materi saja, namun banyak yang melupakan pembaruan diri.Dari pengertian dan anggapan banyak orang diatas maka Tahun Baru hanya dijadikan sebagai Pembaruan dalam arti Material, namun tidak temasuk pada Pembaruan dalam arti Pribadi. Oleh sebab itu Setiap datang Tahun Baru hanyak dimaknai sebagai Hura-hura tak berarti dan Melupakan Makna Perenungan (Muhasabbah) diri selama setahun ini.
LALU BAGAIMANA KITA HARUS MEMAKNAI TAHUN BARU?
Lalu bagaimana orang-orang memaknai Tahun Baru? Tahun Baru haruslah dimaknai sebagai Proses Berjalannya Waktu bukanlah dimaknai sebagai sebuah Perayaan. Cobalah kita berpikir sejenak apa yang membedakan antara Proses Berjalannya Waktu dan Perayaan?Secara singkat kita tahu bahwa Perayaan memang sangat berhubungan dengan cara Pesta Pora, Adanya Hal yang membahagiakan, serta dengan cara Perayaan yang tentu akan menghabiskan dana yang tidak sedikit. Inti dari perayaan ialah adanya rasa suka cita dan kegembiraan.
Dalam tahun Baru bukannya kita ga boleh merasakan suka cita dan kegembiraan, namun alangkah baiknya jika fokus kita alihkan pada rasa Perenungan dan Langkah apa (Resolusi) yang akan kita capai di Tahun yang Baru ini. Jadi Tahun baru memiliki makna dan rasa optimisme untuk melangkah dan bukan semacam pesta pora yang hanya mengikuti hawa nafsu semata dan tak memiliki arti.
Dalam Tahun Baru dalam arti Berjalannya Waktu sebenarnya tidak dikenal kata “SELAMAT TAHUN BARU”, Kenapa? Cobalah kita berpikir sejenak Bagaimana Penggunaan Selamat! Selamat (Happy) merupakan ucapan dimana kita atau orang lain mendapatkan hal yang sudah dicapai dan juga sebagai rasa kepuasan. Lalu Bagimana dengan Ucapan SELAMAT TAHUN BARU? Apakah yang dicapai dan kepuasan apa yang dicapai sedangkan saja kita baru menginjak tahun baru?
Ucapan ini rasanya ganjil apabila dalam setahun kemarin kita lebih banyak terpuruk, sering merugikan orang lain, dan melakukan sesuatu yang malah menjauhkan diri kita dari tujuan hidup kita. Lalu Apa yang diucpakan selamat apabila kita sering seperti ini? Anda lah yang mengerti?
PANTASKAH MERAYAKAN KETIKA SEDANG BANYAK BENCANA
Inilah yang menjadi pelajaran bagi kita untuk merenungkan apa sih arti Tahun Baru dan kenapa malah dirayakan secara hura-hura? Dari kejadian ini banyak pihak yang ikut berempati atas bencana ini. Banyak pihak yang membatalkan perayaan Tahun Baru, seperti halnya yang diinstruksikan oleh Walikota Surabaya, Tri Risma Harini dan Walikota Bandung, Ridwan Kamil untuk membatalkan perayaan Tahun Baru di wilayah mereka.
APA DAMPAK JIKA MEMAKNAI TAHUN BARU DENGAN LEBIH BANYAK PESTA PORA?
Pada saat ini tidak dipungkiri bahwa orang-orang banyak yang merayakan Tahun Baru dengan berbagai cara, mulai pesta kecil-kecilan hingga pada datang ke tempat hiburan malam untuk berpesta besar-besaran. Fokus pada orang-orang yang melakukan pesta di tempat hiburan malam, apakah yang mereka perbuat disana? Selain hanya berpesta, banyak dari mereka yang berujung pada Kemaksiatan seperti Berhubungan Badan dan Mabuk-mabukkan. Fakta ini banyak dikuatkan oleh berbagai laporan bahwa Penjualan Kondom dan Minuman Keras melonjak tinggi pada Tahun Baru.Apakah ini tujuan Pesta Tahun Baru? Banyak orang masih berpikir Tahun Baru sebagai Pesta Besar dan dirayakan semeriah mungkin dan melupakan makna perenungan (Muhasabbah) diri. Bila dipikirkan mengapa banyak orang yang mengawali tahun dengan pesta kemaksiatan? Bisa jadi ini merupakan rendahnya rasa perenungan dan bersyukur manusia pada Tuhan.
Padahal Perenungan dan Resolusi apa yang kita capai di tahun yang baru inilah yang menjadi tujuan penting dalam mengawali Tahun yang baru ini. Jika seseorang sudah memiliki resolusi apa yang akan dicapai maka mudah baginya dalam menjalankan kehidupan dalam tahun yang baru, lalu bagaimana dengan orang-orang yang mengawalinya dengan perbuatan maksiat dan perilaku yang menyimpang? Anda pasti tahu!
SEJARAH PERAYAAN TAHUN BARU DAN NEGASI PADA INSTROPEKSI DIRI
Budaya seperti contohnya meniup terompet pada dasarnya tidak ada hubungannya dengan Tahun Baru yang dimaknai pada pembahasan ini. Budaya meniup terompet merupakan budaya masyarakat Yahudi ketika menyambut Rosh Hasanah atau Tahun Baru Taurat. Tradisi akhirnya banyak dipakai pula pada perayaan tahun baru masehi.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat terutama bagi diri Admin sendiri yang masih terus berusaha menjadi yang lebih baik, maupun bagi kita semua. Admin menyadari belum semua hal dapat dilakukan tapi setidaknya dari tulisan ini menjadi konsep bagi Admin untuk dapat mengaplikasikan.
Semoga bermanfaat, mohon maaf apabila ada kata yang salah. Kebenaran datang dari Tuhan Yang Maha Esa dan Kesalahan datang dari Pribadi Admin
Terimakasih telah menyimak
Salut buat Bu Risma.
ReplyDeleteitu sih gimana kepercayaan masing masing gan
ReplyDelete