Sering kali orang berkata buruk tentang diri kita bahkan hingga mencaci. Terkadang membuat kita merasa marah akibat cacian itu. Sadar atau tak sadar rasanya ingin membalas cacian orang lain itu.
Memang cacian itu terasa sangat menyakitkan apabila kita terus menanggapinya, tapi akan lebih arif apabila kita tidak menanggapi semua komentar buruk dari orang lain, selain membuang waktu dan pikiran akibat terlalu menanggapi komentar buruk dari orang lain itu, tapi juga dapat menguras emosi kita. Untuk apa kita mengurusi omongan orang lain, kalau hanya untuk membuat kita menjadi panas. Iya tidak?? :D
Dalam menanggapi cacian dan komentar buruk dari seseorang memang diperlukan kepala dingin agar kita tidak ikut-ikutan terprovokasi mencaci orang juga, karena kalau kita ikut terprovokasi juga, kapan selesai masalahnya?? -,-
Untuk itu Allah memerintahkan kita supaya menjadi seseorang yang pemaaf, seperti yang difirmankan dalam QS. Al-A'raf: 199 berikut:
خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.(QS. Al-A’raf: 199)
Dalam menyikapi cacian atau komentar buruk dari orang lain, kita lebih diutamakan untuk diam terlebih dahulu walaupun rasanya panas hati mendengar omongan buruk dari orang lain. Diam disini ialah diam dalam arti bersabar dan mengatur emosi dengan cerdas, daripada kita membalas ucapan orang dengan kata-kata yang tidak pantas. Imam Syafi'i pernah berkata:
قُلْ بِمَا شِئْتَ فِيْ مَسَبَّةِ عِرْضِيْ فَسُكُوْتِيْ عَنِ اللَّئِيْمِ جَوَابُ
مَا أَنَا عَادِمُ الْجَوَابِ وَلَكِنْ مَا مِنَ الأُسْدِ أَنْ تُجِيْبَ الْكِلاَبَ
Berkatalah sesukamu untuk menghina kehormatanku, Diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukan berarti saya tidak memiliki jawaban tetapi tidak pantas singa meladeni anjing.[Diwan Asy-Syafi’i hal. 44]
Disisi lain apabila orang lain mempunyai kesalahan yang menurut kita sangat buruk, jangan lah kita mencaci orang lain itu. Sampaikanlah kesalahannya dengan cara yang cerdas dan bijak tanpa harus mencacinya. Sampaikan dengan kata-kata yang baik dan jangan menggunakan kata-kata yang memprovokasi lawan bicara kita.
Pada saat ini banyak orang saling mencaci maki orang lain tidak hanya di di dunia nyata, tapi juga terjadi di dunia maya. Banyak orang-orang saling mengejek di suatu fanspage akibat ada orang lain yang mengejek suatu hal. Memang itu sangat membuat panas hati, tapi akan lebih bijak apabila kita meresponnya dengan kalimat yang baik dan jangan sampai kita terpancing lalu menyikapinya dengan hinaan kembali. Hal itu sama saja kita meladeni dan mengajak berdebat (dengan cara yang tak berfaedah) dengan orang itu. Hal ini tentu membuat orang itu senang karena kita ikut terpancing omongannya.
Imam Syafi’i juga pernah mengatakan:
يُخَاطِبُنِيْ السَّفِيْهُ بِكُلِّ قُبْحٍ فَأَكْرَهُ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ مُجِيْبَا
يَزِيْدُ سَفَاهَةً فَأَزِيْدُ حِلْمًا كَعُوْدٍ زَادَهُ الاِحْرَاقُ طِيْبَا
Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek, maka saya tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan saya bertambah lembut, Seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi.[Diwan Asy-Syafi’i hal. 156]
Subhanallah, demikianlah akhlak yang indah.
Semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi kita dalam menyikapi hinaan dan cercaan dari seseorang :)
Ingat sebuah cacian jangan dibalas dengan cacian, balaslah dengan cara-cara yang bijak. Biarkanlah Anjing mengonggong, kabilah berlalu.
Wallahu'alam bi showwab
Nice info gan :)
ReplyDeleteyups diam lbh baik drpd berdebat dgn org2 bodoh
ReplyDelete