BREAKING NEWS

Monday, October 22, 2012

TEORI DASAR KEBUDAYAAN

Kebudayaan Berasal dari kata Bahasa Sanksekerta, yakni Budhayah (Jamak) atau Budhi (Tungal) yang berarti Akal Budi (Manusia). Menurut Edward EB Taylor, Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat, dan kemauan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.


Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi memandang suatu kebudayaan ialah sebuah sarana dari hasil karya, rasa, dan cipta dari suatu masyarakat.

Menurut Koetjaningrat, suatu kebudayaan ialah suatu hal yang bersifat konkret (bisa dirasakan dan diraba), dan bersifat abstrak (bisa dirasakan saja)


Kebudayaan terbagi menjadi 2 bagian, yakni kebudayaan materiil dan im-materiil. Kebudayaan materiil yakni benda-benda hasil karya, seperti patung, meja, dan lain lain. sedangkan kebudayaan im-materill terdiri dari adat istiadat, keyakinan, kebiasaan, dan kesenian.


UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
  • Sistem Kepercayaan / Religi
  • Sistem Pengetahuan
  • Kesenian
  • Bahasa
  • Sistem Hukum dan Kekerabatan
  • Sistem Mata Pencaharian
  • Sistem Ekonomi
  • Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup

SIFAT DAN HAKIKAT KEBUDAYAAN
  • Kebudayaan terwujud dan tersalurkan melalui perilaku manusia.
  • Kebudayaan telah ada terlebih dahulu, mendahulukan lahirnya suatu generasi tertentu dan tak akan mati dengan habisnya usia generasi.
  • Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan oleh tingkah lakunya.
  • Kebudayaan mencangkup aturan yang berisikan kewajiban tindakan yang diterima / ditolak tindakan yang dilarang / diizinkan.

KEBUDAYAAN DI MASYARAKAT 

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
  • Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
  • Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
  • Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
  • Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
REFERENSI :
  1. Koentjaningrat. Pengantar Sosiologi
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Share this:

Post a Comment

Perhatian!! Berkomentarlah yang RELEVAN dan Baik sesuai dengan Isi Artikel

NO IKLAN / SPAMMING DALAM BENTUK APAPUN
NO LINK AKTIF
NO SARA

CATATAN:
Komentar yang hanya berisi:
-Makasih gan
-Sipp
-Nice Info, gan makasih
-Bagus gan artikelnya

TAKKAN KAMI TAMPILKAN




Bagi Kalian yang tidak memiliki ID G+ atau Blog, kalian masih bisa berpartisipasi dengan menggunakan Open ID dengan mengisi ID Facebook Kalian

 
Back To Top
Copyright © 2014 Ikubaru's Blogzia. Designed by OddThemes