BREAKING NEWS

Wednesday, January 7, 2015

BUKU PELAJARAN AKAN DIGANTI DENGAN TABLET?

Ikubaru's Blogzia-Tablet merupakan bukan lagi barang yang dianggap asing bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di perkotaan. Banyak masyarakat pada saat ini sudah menggunkana tablet sebagai bagian dari hidup mereka. Banyak orang yang memanfaatkan Tablet sebagai media Komunikasi, bermain Game, atau juga sebagai E-Book.


Belakangan hari ini muncul wacana dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan untuk mengganti Buku Pelajaran yang sudah ada saat ini dengan menggunakan Tablet. Penggunaan Tablet sebagai pengganti Buku Pelajaran ini kemudian akan dinamakan E-Subak. Menurut Anies Baswedan, Penggunaan Tablet hanya digunakan sebagai Media Penyimpanan Materi Belajar, sedangkan untuk mencatat tetap menggunakan Buku Tulis biasa.

Wacana penggantian Buku Pelajaran menjadi E-Sabak ini dilatarbelakangi oleh terdapat 50 juta siswa sedangkan guru yang mengajar hanya 3 juta saja. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran menjadi penting. Selain itu Penggunaan E-Sabak ini disebutkan untuk menekan penggunaan kertas dan biaya percetakan buku.

Lanjut Menurut Anies Baswedan penggunaan E-Sabak ini sebenarnya diadopsi dari penggunaan Sabak yang digunakan untuk mencatat pelajaran pada zaman dahulu. Penggunaan E-Sabak ini juga disebut-sebut dapat mencegah faktor yang seringkali dialami oleh Buku Pelajaran, seperti penggunaan Kertas yang tidak efisien, distribusi, dan kerumitan logistik buku pelajaran. Penggunaan E-Sabak ini juga dirancang untuk bersifat interaktif antara siswa dan guru.

Baca Juga:

PENGGUNAAN E-SABAK PADA DAERAH PERBATASAN DAN TERPENCIL

Untuk mengatasi permasalahan Penggunaan E-Sabak atau Buku Pelajaran via Tablet, Kemendikdasmen beserta Kemenkominfo, Kemenpar, dan PT. Telkom mengadakan koordinasi mengenai layanan internet untuk wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) dengan layanan e-mail untuk sekolah, guru dan siswa.

Harapan Anies Baswedan dengan E-Sabak ini dapat mengatasi ketimpangan akses pendidikan yang berkualitas antara desa dan kota sehingga akses kualitas pengetahuan informasi dapat merata keseluruh wilayah Indonesia termasuk wilayah 3T.

Baca Juga:

RESPON NETIZEN MENGENAI WACANA PENGGANTIAN BUKU PELAJARAN MENJADI TABLET

Banyak respon Netizen mengenai Wacana Penggantian Buku Pelajaran menjadi Tablet ini, mulai dari bersimpati hingga ada pula yang mengkritik pedas. Seperti yang Ikubaru;s Blogzia kutip dari Facebook berikut ini:
Jeffry Dan Milanisti setuju banget tuh. kasihan adik" kita ini tiap hari tasnya selalu berat
Evi Susanti G efektif ntr games yg mainkn
Lia Ahmad Makanya jgn cuma mendem di kota aja pak menteri... masuk sana ke pelosok"... lyat anak" yg kesekolah berkilo" meter jalan kaki..tanpa alas kaki...
Hadeehhh... mungkin pak menteri lagi demam... puyer mana puyer ... 

Saya kira masih perlu dikaji ulang mengenai rencana penggunaan tablet utk anak2 sekolah,krn.bs jadi di salah fungsikan dan pendidikan kita seharusnya tidak hanya mengurusi penggunaan tablet,tata cara berdoa seperti yg pernah di publikasi,tp bagaimana ketersediaan sekolah2 yg layak di pelosok2 desa,apakah hanya menunggu sumbangan dari aksi sosial DANGDUT,Kurikulum yg sesuai dimana ini masih menjadi tanggungjawab pemerintah,sy kira ini lebih penting dari sekedar rencana penggunaan tablet,dan juga bagaimana dengan anak2 yg kurang mampu apakah juga harus menggunakan tablet,Indonesia bukan hanya Jakarta serta kota besar lainnya melainkan dari Sabang sampai Merauke.
Bagus lah pak.. tapi mohon diperhatikan jug a dampak negatifnya seperti anak2 malah nge game atau mbukak konten yang nggak2.. jhehee..
Dini Ct Halima Katanya yg ciptain gadget aja ngelarang klgnya...krn tau efek buruknya.
Tp yo wes lah...moga aj lebih besar manfaatnya daripada mudharatnya.
 Hany Dwi Lestari Smua program bapak sy setuju,,,tp yg satu ini sy tdk setuju,,,krn namanya brg elektro kl udah rusak servicenya lama gmn jika keadaanny mendesak,,anak2 kurang hati2 mnjaga barang,kondisi lain msl jatoh kehujanan ato hilang,,itu hrs diperhitungkan,utk kesehatan mata juga kurang bagus pa!Mohon dipertimbangkan dampaknya,terima kasih!
Anifah Hadeeh, apa lagi ini???????? Yakin udah dipikir mateng mateng? Udah dipikirin efek kedepannya gimana? Please, jangan jadiin anak sekolah kelinci percobaan, apa negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia juga pake tablet?
Pastrana Kaldera Nih mendikbud gak mikir apa ya? Emangnya smua sekolah di Indonesia infrastrukturnya lengkap? Jangankan soal tablet biaya masuk sekolahnya aja udah jadi barang mahal buat rakyat miskin. Tuh liat kenyataannya sekarang sekolah berlabel negri jadi mahal gak ketulungan! Berbanding kebalik waktu dulu sebelum para pelaku kebijakan ngeberlakuin sekolah sebagai ajang bisnis pendidikan! Skolahan swasta yg mahal bukannya negri. Tablet segala diurusin, bangun dulu sekolahnya yg banyak yg gratis. Nih pemerintahan kampanye aja mo di gratisin sekolah. DARI HONGKONG??!! tetep aja bayar! Malahan makin mahal lagi. Edan! Pala lu pitak kebanyakan mikir diluar otak!
Injo Dan toko kacamata serta dokter kesehatan mata makin ramai... ;v
Medi Bagas wes monggo pak kulo manut mawon . sendiko dawuh. (OK silahkan pak saya ikut aja, siap laksanakan)


KOMENTAR IKUBARU'S BLOGZIA

Ikubaru's Blogzia mengamati mengenai wacana ini. Terdapat sisi baik tentu, tapi disisi lain banyak juga sisi buruknya. Sisi baik jika dilihat dari wcana diatas memang pembelajaran bisa lebih efektif dibandingkan dengan membawa banyak buku seperti yang dikeluhkan oleh banyak siswa. Selain itu dengan pengguan Tablet ini dapat menghemat penggunaan kertas yang tentu saja berimplikasi pada pengurangan dampak pemasanan global akibat penebangan pohon.

Namun yang perlu dicermati ialah bagaimana sisi buruk dari wacana tersebut. Banyak hal yang harus dipertimabngkan sebelum menjadi kebijakan, utamanya ialah perbaikan sarana dan fasilitas pendidikan di daerah 3T, serta dampak psikologis anak-anak 3T setelah adanya Tablet ini.

Setidaknya ada beberapa pertimbangan berdasarkan sudut pandang Ikubaru's Blogzia, seperti:
  1. Kesiapan Piskologis dan Moral siswa pada daerah terpencil, apabila tidak ada persiapan yang matang dan sosialisasi yang efektif, dikhawatirkan penggunaan tablet ini hanya sebagai media bermain dan kurang efektif dalam pembelajaran sehingga banyak penyalahgunaan.
  2. Tablet yang diberikan apakah bisa dibawa pulang atau tidak? Sebagai Penyimpan Materi Pembelajaran tentu Tablet harus dibawa pulang karena untuk media belajar dirumah. Permasalahan yang penting ialah ketika Tablet itu digunakan bukan untuk media pembelajaran, tapi hanya media bermain, ini yang menjadi kurang efekif, terlebih banyak di perkotaan anggota keluarga siswa yang pandai dalam mengutak-atik Tablet.
  3. Sosialisasi penggunaan dan Perawatan Tablet harus dilakukan secara maksimal, agar tablet dapat dirasakan pula oleh angkatan baru, sehingga setiap tahunnya tidak ada pembelian tablet baru untuk sekolah
  4. Permasalahan Power Charger di sekolah, sangat tidak lucu apabila dalam satu kelas banyak sekali siswa yang mengcharge Tabletnya hanya karena Low Battery.
  5. Resiko kehilangan dan kerusakan Tablet yang mungkin saja bisa terjadi. Sebagai Contoh banyak sekali siswa untuk mencapai sekolah harus menyebrangi sungai atau menembus hujan yang lebat.
  6. Pada saat jam pelajaran, siswa mungkin saja dapat tidak fokus pada apa yang diternagkan oleh guru. Mereaka bisa saja membuka fitur lain walaupun tablet sudah diprogram untuk pembelajaran
Dan masih banyak lagi hal yang dapat menganggu kefektifan siswa dalam pembelajaran. Hal ini hampir mirip dengan efek penggunaan laptop secara massal disuatu kelas sehingga bisa saja mengganggu belajar mengajar (diluar pelajaran TIK). 

Bagaimana respon anda terhadap kebijakan ini? Anda punya argumen tersendiri. 
Terimakasih telah menyimak semoga bermanfaat

Share this:

6 comments :

  1. Makin nyeleneh nih dunia pendidikan..buku diganti tablet,ntar malah yang ada lulusanya pada ga bisa nulis manual sob..

    Salam satriyoku.

    ReplyDelete
  2. Wah, saya baru tau ada wacana ini gan . . Thanks infonya, BTW saya ga setuju buku diganti tablet . . jd puyer OK :D

    ReplyDelete
  3. Di sekolah saya juga begini gan, udah make tablet nih. tapi menurut saya lebih efisien memakai buku soal nya tablet kan kemahalan.

    ReplyDelete
  4. ada sisi negatif-positifnya, tapi saya rasa E-Sabak lom bisa di terapkan kayaknya, menurut saya sich, meski di kota komputer dan internet sudah bukan barang asing, tapi di daerah masih banyak pelajar yang masih gaptek tekhnologi komputer, terutama di daerah yg lom terkoneksi internet, jangankan internet, listrik ja masih ada kok daerah yang lom terjangkau sama PLN contoh kecil di sebuah pulau bernama sapudi di timur pulau madura, listrik di sana masih mengandalkan listrik swasta menggunakan mesin diesel yang nyalanya hanya pada malam hari. akan banyak makan waktu dan biaya jika E-Sabak di terapkan....

    ReplyDelete
  5. saya sih kurang setuju gan kalau di ganti. kan aneh aja

    ReplyDelete
  6. yah berarti kretivitas anak dalam menulis tangan rasanya kurang nih semakin lama karena semakin canggihnya teknologi

    ReplyDelete

Perhatian!! Berkomentarlah yang RELEVAN dan Baik sesuai dengan Isi Artikel

NO IKLAN / SPAMMING DALAM BENTUK APAPUN
NO LINK AKTIF
NO SARA

CATATAN:
Komentar yang hanya berisi:
-Makasih gan
-Sipp
-Nice Info, gan makasih
-Bagus gan artikelnya

TAKKAN KAMI TAMPILKAN




Bagi Kalian yang tidak memiliki ID G+ atau Blog, kalian masih bisa berpartisipasi dengan menggunakan Open ID dengan mengisi ID Facebook Kalian

 
Back To Top
Copyright © 2014 Ikubaru's Blogzia. Designed by OddThemes